IKHLAS. Tidak beriak karena pujian. Tidak keruh karena hinaan. Tidak melonjak karena penerimaan. Tidak terpuruk karena penolakan. Sebab, hanya pada Allah, hati, diri, dan perbuatannya, tertambat dan terikat kuat.
Ikhlas dalam berbagi dan memberi. Bukan soal dalam ramai atau sepi. Bukan soal terlihat atau tersembunyi. Tidak pula, soal malam atau siang hari. Tapi hati yang kokoh terpatri, pada Zat Maha Pemberi. Bersih putih dari pamrih. Apalagi keinginan publikasi.
Ikhlas dalam berbagi dan memberi, tidak butuh bukti. Sebab bukti, mengandaikan hasrat pada pengakuan. Tersirat jejak kepentingan. Padahal, Allah mengetahui yang dipermukaan maupun yang tersimpan. Yang Zahir transparan maupun yang tersembunyi di batin terdalam.
Yang ikhlas dalam berbagi dan memberi, menyadari bahwa buah kebaikan dari apa yang ia bagi dan beri, kembali untuk dirinya sendiri. Sebab, Allah tidak butuh sama sekali. Dia zat yang Maha Kaya dan Sempurna tak tertandingi.
Yang ikhlas dalam memberi dan berbagi, meyakini sepenuh hati, apa yang dia bagi dan beri, kunci datangnya rezeki. Titian tibanya pengampunan dan kasih sayang. Jembatan sampainya kesembuhan dan keselamatan. Talang mengalirnya kemudahan dan kelapangan. Dengannya, keberkahan dan kebahagiaan bersandar di pelabuhan. Baik sekarang maupun setelah kematian datang. Sebagaimana telah Allah janjikan.
Salam teduh,
Kang Jarwo
#LembagaZakatAlAzhar
#PDPMUCY
#YayasanKomunitasKawasanMalioboro
#PayungPeneduhInstitute