JOGJA – Menulis itu mudah dan tak perlu bakat. Terpenting adalah kemauan dan proses pembiasaan, sehingga seseorang bisa menjadi penulis yang baik.
Demikian catatan dari kegiatan ‘Peneduh Talk” yang digelar di Pendapa Asram Edu Park, Rabu (23/2/2022). Diskusi menghadirkan Difla Nadjih MS (Ketua Pusat Pengembangan Dakwah dan Pengembangan Manusia Universitas Cokroaminoto Yogyakarta), Mukhlas Madani (wartawan senior yang juga Kepala Perwakilan LAZ Al Azhar Yogyakarta), Sujarwo Putro (Penulis), dan Chaidir (jurnalis).
Menurut Difla, menulis merupakan aktivitas literasi yang sebenarnya tidak sulit dilakukan. Sebab, manusia pada dasarnya memiliki kecerdasan yang mampu untuk beraktivitas menulis.
Menulis, lanjut Difla, sebagai alat pengingat kepada manusia yang pada dasarnya sebagai makhluk pelupa. “Salah satu fungsi menulis adalah pengingat,” ujar Difla yang juga Ketua Lab. Konseling dan Terapi Komplementer.
Sementara itu Mukhlas Madani berpendapat bahwa menulis suatu pekerjaan yang mudah dan harus berani memulai. Kalau pun mengalami kesulitan maka masalah tersebut disebabkan pada diri sendiri.
“Prinsipnya menulis itu harus berani dan terus melatih secara rutin, sehingga dari kekurangan-kekurangan yang terjadi maka nanti akan terbentuk sendiri karakter penulisannya,” tambahnya.
Menurut Mukhlas bahwa menulis untuk mengabadikan gagasan dan pikiran-pikiran, sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
“Ulama-ulama besar mengabadikan gagasan dan pikirannya melalui tulisan. Sampai sekarang karyanya abadi dan banyak dibaca orang,” tambahnya.
Sedangkan Sujarwo Putro mengatakan, di tengah era digital sekarang ini kegiatan menulis untuk berdakwah menjadi penting. Bahkan ajaran Islam sejak awal memberikan pesan sangat kuat terkait membaca dan menulis.
Di sisi lain, menurut penulis Payung Peneduh itu, manfaat menulis bisa sebagai penyembuh atau obat bagi manusia.
Kegiatan “Peneduh Talk” tersebut diikuti 30 peserta dari berbagai kalangan seperti mahasiswa, penulis bahkan ada juga juru masak. Direncanakan pada kegiatan bulan berikutnya ada pendidikan jurnalistik. (Dir)