HIDUP itu sewajarnya sederhana. Yang bikin susah dan berat itu, kita. Sok tahu. Sok mampu. Banyak gaya dan belagu.
Allah hanya meminta kepada kita untuk menjalani. Tidak lebih. Justru, kita ingin pegang kendali dan genggam kemudi. Ingin memiliki, bahkan menguasai. Seakan-akan, punya ilmu yang menjulang tinggi. Seolah-olah, punya kuasa yang mumpuni. Semua ingin kita lawan, atasi, dan pungkasi.
Padahal, kita tidak tahu apa-apa. Kecuali apa-apa yang Allah ajarkan. Padahal, kita tidak bisa apa-apa. Kecuali apa-apa yang Allah ijinkan dan gariskan.
“…Tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti, apa yang bisa dikerjakannya esok hari. Dan tidak ada seorang pun yang mengetahui, di bumi mana dirinya akan mati. Sungguh Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.” [QS. 31 : 34]
Kita pun tidak memiliki kuasa memungkasi musibah yang mengunjungi. Hanya seijin Allah, semua bisa teratasi. Kita saja yang kegeer-an, merasa menjadi aktor utama, menyelesaikan masalah yang datang silih berganti.
“Dan jika Allah menimpakan bencana kepada mu, maka tidak ada yang dapat menghilangkan kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi mu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia Nya…” [QS. 10 : 107].
Tugas kita hanya menjalani sebagai hamba sekaligus wakil-Nya. Dalam setiap perbuatan, ikhlas yang menjadi landasan. Bila datang kejadian yang tidak kita ingankan, sabar kita hamparkan. Jika datang kejadian yang kita harapkan dan impikan, syukur kita haturkan. Sedangkan, untuk hal-hal yang akan terjadi di masa depan, tawakal yang kita genggam. Setelah rencana kita matangkan dan upaya terbaik kita ikhtiarkan.
Salam teduh,
Kang Jarwo
#LembagaZakatAlAzhar
#PDPMUCY
#YayasanKomunitasKawasanMalioboro
#PayungPeneduhInstitute