JOGJA – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta berupaya keras untuk terus meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di berbagai destinasi wisata di wilayah Jogjakarta.
Sebagai wujud keseriusan usaha tersebut maka digencarkan sosialisasi pelaksanaan dan pemanfaatan aplikasi ‘Visiting Jogja”. Selain itu dilakukan upaya sosialisasi kepada wisatawan melalui optimalisasi pemanfaatan “Tourism Information Center” (TIC) dan “Tourist Information Service” (TIS) Dinas Pariwisata (Dispar) DIY.
Upaya sosialisasi yang dilakukan Dispar DIY tersebut guna membangkitkan industri pariwisata yang bisa memberikan multiplier effect banyak bagi perekonomian di DIY.
“Saya melihat perkembangan aplikasi Visiting Jogja mulai ada penurunan penggunaan, tetapi kita tetap berupaya terus mendorong. Bahkan, strateginya kita balik kalau sebelumnya dikuatkan dari sisi pengelolanya, sekarang dikuatkan dari sisi wisatawannya. Supaya semua pengelola destinasi tidak terlalu repot apabila ada wisatawan yang berkunjung tetapi belum melakukan reservasi,” tutur Kepala Dispar DIY Singgih Raharja di Yogyakarta, Minggu (13/3/2022).
Singgih mengatakan, sosialisasi telah melalui beberapa radio nasional agar bisa menyampaikan informasi tentang aplikasi Visiting Jogja. Selain itu, pihaknya mengeluarkan jurus atau strategi kampanye aplikasi Visiting Jogja memanfaatkan media bus-bus pariwisata ke sejumlah provinsi di Tanah Air.
” Model-model sosialisasi seperti itu akan kita lakukan, supaya masyarakat atau wisatawan betul-betul bisa mengenal dan menggunakan aplikasi Visiting Jogja. Hal itu menimbulkan dampak yang baik dan positif bagi wisatawan maupun pengelola destinasi wisata dan pemerintah daerah,” tambahnya.
Singgih menambahkan aplikasi Visiting Jogja sudah terintegrasi dengan aplikasi Peduli Lindungi sehingga akan semakin memudahkan dalam pendataan wisatawan demi keamanan dan kenyamanan wisatawan itu sendiri nantinya.
Mengingat DIY kembali masuk wilayah yang menerapkan PPKM level 4 saat ini sehingga disiplin protokol kesehatan harus dikuatkan. Salah satu caranya adalah optimalkan implementasi aplikasi Peduli Lindungi ataupun Visiting Jogja.
“Tidak terkecuali TIC maupun Tourist Information Service TIS Dispar DIY sebagai panduan layanan informasi guna memenuhi kebutuhan wisatawan terus dimaksimalkan. TIC yang sudah dapat diakses melalui aplikasi Visiting Jogja selain akses offline ini bahkan tidak pernah tutup baik yang berada di Bandara Internasional Yogyakarta (BIY), Malioboro, Stasiun Tugu Yogyakarta dan di Bandara Ngurah Rai Bali. Hanya saja pasarnya atau pelanggannya masih mengandalkan wisatawan domestik atau wisatawan nusantara (wisnus) sehingga pelayanan menyesuaikan pangsa pasar wisatawan,” katanya.
Terkait penyelenggaran event di DIY yang sebelumnya sudah banyak digelar secara offline atau hybrid, Kadispar DIY menyebut penyelenggaraan event tetap dilakukan tetapi lebih ke arah sport tourism yang memadukan wisata alam dengan kesehatan.
Beberapa penyelenggara event sport tourism sudah menyelenggarakan dengan skala terbatas dan tetap dilakukan sejumlah pembatasan. Hal ini harus dipahami oleh masyarakat dimana titik start dibagi menjadi beberapa titik dan dilakukan secara virtual. Sehingga sport tourism merupakan event yang telah mengadaptasi bentuk kebiasaan baru.
“Event-event musik sudah ada, tetapi tetap dibatasi penontonnya sesuai syarat PPKM level 4 di DIY. Protokol kesehatannya juga sangat ketat, walaupun di perjalanan tidak dipersyaratkan surat keterangan kesehatan Antigen dan PCR lagi, tetapi di dalam event itu justru diterapkan untuk memastikan yang ikut itu sehat,” tambah Singgih. (dir)