PADA tulisan sebelumnya, saya telah menghidangkan bahwa sholat yang khusu’ adalah sifat sholat yang kita lakukan dengan hati dan sikap yang dipenuhi kepasrahan total. Baik lahir maupun batin. Diiringi pula oleh hati dan sikap kita yang merunduk dalam dan menghinakan diri. Keduanya berakar pada keimanan dan keyakinan terhadap Zat yang sedang kita temui adalah Zat yang Maha Agung, Maha Akbar, dan Maha Kuasa.
Pengakuan dan kesadaran yang kita jumpai saat sholat merupakan Zat yang Maha Agung, Maha Akbar, dan Maha Kuasa, tidak hanya terpantul ketika sholat sedang kita kerjakan. Akan tetapi, tercermin pula, sebelum sholat kita mulai.
Cermin paling nyata ialah pada pakaian yang kita kenakan saat hendak melaksanakan sholat. Kita memakai pakaian yang baik dan bagus.
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus, pada setiap [memasuki] mesjid [untuk mengerjakan sholat]…” [QS. 7 : 31]
Untuk memudahkan pemahaman di atas, mari sama-sama kita bayangkan ilustrasi sederhana berikut ini. Andai kita diundang untuk bertemu dengan seorang presiden atau orang yang sangat kita hormati dan kagumi. Dimana kebetulan, hajat dan nasib kita sedang “tergantung” oleh mereka. Persiapan semacam apa yang kita lakukan? Pakaian seperti apa yang kita kenakan? Padahal mereka makhluk yang sama sekali tidak berarti apa-apa di hadapan Allah.
Sebenarnya, bukan hanya berpakaian yang bagus, dalam semangat yang sama Rasul menyarankan, bila mungkin, agar kita mandi terlebih dahulu sebelum sholat, sekaligus memakai wewangian. Begitu pula, saat berjalan ke Mesjid, kita diminta untuk tidak tergesa-gesa.
Terakhir, perlu dicatat dan diingat, pakaian bagus yang kita kenakan di atas, baru menutupi dan memperindah bagian badan dan lahir kita. Belum melindungi dan menghiasi hati dan batin. Ia baru sempurna, bila kita mengenakan pula pakaian takwa. Pakaian yang melindungi dan memperindah hati dan batin. Justru, pakaian yang terakhir ini adalah sebaik-baik pakaian yang paling pantas kita kenakan.
“Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian taqwa, itulah yang lebih baik…” [QS. 7 : 26]
Salam teduh,
Kang Jarwo