INIJOGJA.NET, JAKARTA – Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kamaruddin Amin mengungkap fakta berdasarkan penelitian bahwa 67 persen wacana keagamaan di media sosial didominasi wacana keagamaan konservatif. Ada fenomena menguatnya konservatisme di Indonesia.
“Suka atau tidak, ini adalah fakta yang harus kita respons bersama. Yang moderat hanya 22 persen dan di situ teman-teman NU yang aktif bersama ormas Islam lainnya dan sisanya liberal dan Islamis,” ujar Kamaruddin Amin.
Hal itu dikemukakan Kamaruddin Amin dalam diskusi Diseminasi Moderasi Beragama bagi Ormas Islam, Sabtu (23/4/2022), di Hotel Artotel Suites Mangkuluh Jakarta.
Diskusi yang berlangsung dua hari, 23-24 April, ini diikuti peserta dari PBNU, serta sejumlah tokoh dan ulama.
Sejumlah narasumber dihadirkan, yaitu Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, Tim Ahli Moderasi Beragama, Alissa Wahid, Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Asembagus Situbondo KH. Afifuddin Muhajir, dan Kepala Detasemen Khusus (Kadensus) 88 Irjen Martinus Hukom.
Kamaruddin Amin mengatakan bahwa kegiatan diseminasi tidak hanya membahas konten, tetapi juga strategi implementasi Moderasi Beragama.
“Konservatisme Islam di Indonesia adalah fenomena yang harus direspons bersama. Ini adalah substansi dan tujuan pertemuan kita yakni merespons realitas,” ujar Kamaruddin.
Kamaruddin Amin menambahkan, Kemenag memiliki 50 ribu penyuluh di Indonesia. Ditjen Bimas Islam terus berupaya untuk mengoptimalkan peran mereka agar menjadi instrumen pengarusutamaan wacana keagamaan moderat melalui medium digital, tidak lagi konvensional. (*)