INI JOGJA – Lapangan Stadion Tridadi dan Sidomoyo Sleman pekan ini seolah berubah menjadi lautan semangat. Ribuan siswi berseragam warna-warni tampak berlari, menendang bola, dan saling menyemangati. Inilah wajah baru sepak bola putri Indonesia yang tengah mekar dari tanah Yogyakarta. MilkLife Soccer Challenge (MLSC) Seri 1 2025–2026 resmi bergulir pada 14–19 Oktober dengan jumlah peserta yang mencengangkan — 1.619 siswi dari 84 SD dan MI ikut bertarung di dua kategori usia, KU 10 dan KU 12.
Angka itu melonjak drastis dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2024, MLSC Yogyakarta hanya diikuti 449 pemain di Seri 1 dan 1.203 siswi di Seri 2. Kini, antusiasme meningkat tajam hingga tembus 1.364 peserta. Sebuah lonjakan luar biasa yang menunjukkan gairah baru di kalangan pelajar putri Yogyakarta. Tak heran, panitia sampai harus menambah jadwal pertandingan lebih pagi untuk menampung gelombang pendaftar. “Kami tidak menyangka akan sebanyak ini. Setiap tahun antusiasme sekolah makin gila-gilaan,” ujar salah satu panitia sambil tersenyum kagum.

Yang tak kalah menarik, tahun ini hadir 11 sekolah debutan yang langsung membuat kejutan. Dari MI Al Islam Giwangan hingga SD Muhammadiyah Prambanan, semuanya membawa semangat baru di lapangan hijau. SD Muhammadiyah Prambanan bahkan menembus babak 16 besar KU 10 hanya dengan dua minggu latihan. “Awalnya kami ikut karena dorongan orangtua murid. Tapi ternyata siswi-siswi kami cepat belajar dan tampil berani. Saya sempat tidak percaya mereka bisa sejauh ini,” ungkap Bagas Widyatmoko, sang pelatih, dengan nada bangga.
Fenomena ini menjadi sinyal kuat bahwa minat terhadap sepak bola putri kini meluas ke berbagai daerah dan kalangan. Jika dulu olahraga ini identik dengan siswa laki-laki, kini siswi SD pun ikut berebut bola di lapangan dengan semangat tak kalah garang. Banyak guru olahraga bahkan mulai memasukkan sepak bola ke dalam kegiatan ekstrakurikuler rutin. Beberapa sekolah bahkan membentuk tim tetap agar bisa ikut di seri berikutnya.
Baca Juga : MilkLife Soccer Challenge Berlaga di 10 Kota, Yogyakarta Jadi Tuan Rumah pada Oktober 2025
Turnamen yang diinisiasi Bakti Olahraga Djarum Foundation bersama MilkLife ini tidak sekadar ajang kompetisi. Ia adalah panggung pembentukan karakter, kepercayaan diri, dan keberanian anak perempuan untuk tampil dan bersaing. Dari ajang ini pula lahir bintang muda seperti Ayla Dva Khala Ahisma, yang kini membela Indonesia di Junior Soccer School and League (JSSL) Singapore 7’s 2025 dan lolos seleksi Timnas Putri U-16. Kisah Ayla menjadi inspirasi yang menular bagi para peserta muda untuk berani bermimpi lebih tinggi.
Tak berhenti di Yogyakarta, MLSC 2025–2026 kini bergulir di 10 kota: Kudus, Semarang, Surabaya, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Solo, Malang, dan Jakarta — dua kota lebih banyak dibanding edisi sebelumnya. Penambahan Bekasi dan Malang menjadi strategi untuk memperluas jangkauan dan menemukan lebih banyak bakat sepak bola putri dari berbagai wilayah. Setiap kota akan menggelar dua seri, sebelum akhirnya melahirkan pemain-pemain terbaik di ajang MLSC All Stars.
Demi meningkatkan kualitas pertandingan, sejumlah aturan pun diperbarui. Lapangan KU 12 kini berukuran 26 x 42 meter, titik penalti menjadi 6 meter, dan babak semifinal hingga final KU 10 kini dimainkan di lapangan yang sama dengan KU 12. Penyesuaian ini mengacu pada Peraturan PSSI untuk usia dini, sehingga para siswi bisa merasakan atmosfer kompetisi yang lebih profesional sejak kecil.
Sementara itu, kegiatan Festival SenengSoccer untuk KU 8 juga tak kalah meriah. Sebanyak 92 siswi dari 19 sekolah ikut bermain dengan gembira, tanpa beban menang atau kalah. Ditambah Skill Challenge—ajang ketangkasan yang mencakup dribbling, shooting, dan passing—membuat MLSC bukan sekadar turnamen, melainkan laboratorium bakat muda yang lengkap.
Dari deretan nama yang mencuri perhatian, satu yang paling menonjol adalah Nadia Shakila Azzahra, siswi kelas 3 SD Muhammadiyah Karangploso. Di usianya yang baru sembilan tahun, Nadia telah mencetak 26 gol dan menjadi top skor sementara KU 12. “Saya ingin terus main bola sampai besar, semoga bisa jadi pemain Timnas,” ujarnya polos namun penuh tekad. Timnya kini melaju ke babak delapan besar dan berambisi menembus final.
Baca Juga : SD Kanisius Duwet dan SDN Ungaran Pemenang di MilkLife Soccer Challenge 2025 Yogyakarta
Dengan lonjakan peserta yang mencengangkan dan semangat sekolah yang semakin membara, MilkLife Soccer Challenge bukan sekadar kompetisi tahunan. Ia telah menjelma menjadi gerakan besar sepak bola putri Indonesia—gerakan yang menyalakan api semangat dari ruang kelas hingga stadion. Dari Yogyakarta, gelombang ini menyebar, membawa harapan baru bagi lahirnya generasi pesepak bola putri yang tak hanya tangguh di lapangan, tapi juga berani bermimpi menembus dunia.
Informasi lengkap mengenai jadwal, klasemen, dan pencetak gol dapat diakses melalui www.milklifesoccer.com atau akun media sosial resmi MilkLife Soccer Challenge di Instagram, TikTok, dan YouTube. Siapa tahu, nama-nama yang hari ini bermain di Tridadi, esok akan terdengar di panggung sepak bola dunia. (Chaidir)

