INIJOGJA.NET — Media sosial (Medsos) kini menempati posisi teratas yang paling banyak digunakan masyarakat untuk publikasi dan mendapatkan informasi.
Terkait dengan hal ini, sekolah-sekolah perlu menggunakan medsos sebagai wahana publikasi berbagai kegiatan dan informasi, termasuk program Adiwiyata yang merupakan gerakan peduli dan cinta lingkungan hidup.
Demikian dikemukakan praktisi Adiwiyata yang juga jurnalis lingkungan hidup, Chaidir Albanjari, saat memberikan materi bidang publikasi pada acara Pembinaan Sekolah Adiwiyata di Sekolah Dasar Muhammadiyah Karangkajen, Yogyakarta,
Jumat lalu (10/2/2023).
Menurut Chaidir, Adiwiyata merupakan suatu gerakan dalam memengaruhi masyarakat banyak agar tumbuh rasa kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan hidup.
Salah satu upaya agar gerakan Adiwiyata bisa mencapai keberhasilan adalah adanya aktivitas di bidang informasi dan komunikasi yaitu publikasi.
“Publikasi salah satu yang menjadi perhatian dalam penilaian Sekolah Adiwiyata,” kata Chaidir.
Dijelaskan, dalam Era Baru Media saat ini telah tercipta media-media sosial yang perannya penting dan sangat membantu manusia dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi.
Sejumlah medsos yang banyak digunakan antara lain website/portal, youtube, facebook, instagram, twitter dan lainnya.
Baca Juga : Dukung Usaha Masyarakat Jateng – DIY, Wuling Luncurkan Formo Max
Ia mengungkap hasil penelitian tentang sumber informasi yang dicari masyarakat dalam tiga tahun terakhir ini, yaitu medsos menempati posisi teratas. Kemudian urutan selanjutnya televisi, berita online, situs web pemerintah, radio, dan posisi terakhir media cetak (koran, majalah dan lain-lain)
“Kondisi media cetak sekarang sangat memprihatinkan memprihatinkan. Di berbagai negara dan daerah sudah banyak yang tutup. Masyarakat sudah tidak mengandalkan media cetak, tapi lebih banyak bermain di medsos,” ujar Chaidir.
Terkait Sekolah Adiwiyata sebagai sebuah gerakan, lanjut Chaidir, maka dalam era digital atau era baru media sudah seharusnya memiliki sendiri media massa (media sosial).
Baca Juga : Masa Operasional Haji Diperpendek Jadi 30 Hari. Ini Alasannya
Pentingnya sekolah memiliki medsos, menurut Chaidir, karena adanya amanah dari UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-undang ini memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik (terutama yang dibiayai negara, APBN/APBD) untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu.
Selain itu medsos digunakan untuk mempublikasikan program-program kegiatan sekolah, promosi, menanamkan citra dan branding positif.
“Medsos juga digunakan untuk menyimpan dan menyelamatkan dokumen-dokumen, dan tak penting yaitu terobosan dalam mencari dan mendapatkan dana untuk kegiatan dan pengembangan program. Ada sejumlah medsos jika dikelola serius bisa menghasilkan uang,” tambah Chaidir.
Baca Juga : Sukses Kinerja dan Capaian Tahun 2022, LPS Dapat Apresiasi Komisi XI DPR RI
Pelengkap Alamat
Dikatakan, dalam perkembangannya nama kanal atau alamat media sosial kini sudah menjadi pelengkap dalam surat. Kini tak hanya tertulis alamat kantor dan email, tapi juga kanal atau alamat media seperti nama website/portal, youtube, facebook atau instagram.
Dari pengamatan di sekolah-sekolah, kata Chaidir, kendala yang dihadapi dalam pengelolaan medsos adalah sumber daya manusia.
Ia menyarankan pihak sekolah harus membuat struktur organisasi yang bertanggungjawab terhadap jalannya pengelolaan media sosial. Kemudian para pengelola perlu menguasai keterampilan memeroduksi dan mengelola manajemen media sosial. (Chaidir)