INI JOGJA, Bantul — Sejumlah organisasi kepemudaan di Kabupaten Bantul mengeluarkan pernyataan menolal politik identitas.
Pernyataan bersama ormas pemuda disampaikan oleh Ikatan Pelajar NU-Ikatan Pelajar Putri NU (IPNU-IPPNU), Ranggagas (RGG) Solidarity 04 Bantul, Ikatan Mahasiswa Bantul (IMABA), Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Bantul, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI), Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Trah Kulon dan 234 Solidarity Community (SC).
Acara yang diinisiasi IPNU-IPPNU Bantul pada Sabtu (19/8/2023) digelar dalam bentuk Sarasehan Kebinekaan bertajuk Merajut Ukhuwah Wathaniyah di tengah Potensi Ancaman Politik Identitas Jelang Kampanye Pemilu 2024. Kegiatan yang menghadirkan sejumlah ormas kepemudaan itu sekaligus menyampaikan deklarasi menolak politik identitas jelang Pemilu 2024.
Kegiatan dimulai dengan diskusi yang menghadirkan sejumlah pakar. Usai diskusi dilanjut perwakilan organisasi kepemudaan melakukan deklarasi menolak politik identitas dan SARA, menolak ujaran kebencian, dan menolak berita Hoaks.
Kemudian para aktivis pemuda membentangkan spanduk petisi yang ditanda tangani bersama-sama dengan bertuliskan Menolak Segala Bentuk Politik Identitas yang Dapat Memecah Belah Persatuan dan Kesatuan dan Mewujudkan Pemilu 2024 yang Bermartabat, Damai, Kondusif, serta Bebas dari Intoleransi dan Konflik Sosial.
Pernyataan bersama itu menyebutkan, sesuai dengan tema bahwa ukhuwah wathaniyah bermakna ikatan persaudaraan yang terdiri dari berbagai macam ras, suku, budaya, maupun agama. Maka ke depan politik identitas dan sejenis harus dihindari, agar kita tetap bersatu.
Polda DIY-Komunitas Sablon Jogja Cegah Tulisan Provokatif di Kaus
Menurut mereka dari berbagai referensi politik identitas mengakibatkan rusaknya persatuan di masyarakat, polarisasi agama, intoleransi, dan konflik sosial. Menjelang tahapan kampanye pemilu 2024 diharapkan persatuan dan kesatuan akan tetap terjaga, sehingga dampak situasi politik nantinya dapat diminimalisasi.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat di Bantul khususnya generasi muda bisa berperan bersama-sama sebagai pelopor dalam mewujudkan pemilu yang damai,” katanya.
Jangan Sebar Kebencian
Sementara itu, Dosen Fakultas Hukum UII Dian Kus Pratiwi yang hadir sebagai pemateri mengungkapkan dari tinjauan akademik, politik identitas tidak dapat terhindar. Mengingat masyarakat Indonesia memang terkelompok kelompok mulai dari agama suku dan ras.
Gelar ‘Tradisi Budaya Kemerdekaan RI’ Lunpia Ci Me Me Murah Meriah
“Namun demikian yang harus kita hindari yaitu jangan sampai keberagaman ini ditumpangi menjadi alat penyebar kebencian kepada lawan politik,” katanya.
Pada Pemilu 2024 mendatang tercatat ada pemilih milenial di DIY ada sekitar 51 persen. Semua memiliki peran dalam menentukan hasil pemilu yang berintegritas. Generasi muda akan menjadi pelopor untuk mencegah adanya praktik politik identitas.
“Melalui komunitas generasi muda menjadi salah satu pioner dalam pencegahan. Kemudian saat proses pemilu bukan lagi menjadi pelopor namun menjadi pelapor,” kata Komisioner Bawaslu DIY Sutrisnowati. ***