Inijogja.net— LEBIH dari 100 seniman di Jogjakarta akan terlibat dalam perhelatan “Mengenang 100 Hari Wafatnya Bang Azwar AN” pada Kamis, 31 Maret 2022, di Gedung Societet Taman Budaya Yogyakarta.
Acara yang bertajuk “100 Mantra Teater Alam untuk Azwar AN” ini melibatkan lintas seniman seperti sastrawan, penyair, perupa, musisi, pemain teater, dan pantomimer. Acara akan dimulai siang hingga malam.
Menurut jadwal, pada pukul 14.00 sampai 17.30 akan digelar acara “Melukis Azwar AN On The Spot” yang melibatkan 100 perupa Jogjakarta. Sedangkan pada malamnya pukul 19.00 sampai 21.30. Sejumlah aksi seni dalam acara seperti “Mantra Doa” (Bambang Nur Singgih), Monolog (tulisan Roso Daras), Pantomim (Rezza – Renny AN), Musik Samya (Jojo SAE, Ki Mujar, B’djo Ludiro, B Rayya, Iwan Nabe, Ibnu, Saronto).
Selain itu ada Tari dan Puisi (Anter Dance), Dramatic Reading (Yono Gandem, Gege Hang Andhika). Kegiatan juga melibatkan 25 penyair Cilik.
Pada puncak acara malam harinya seniman senior Emha Ainun Nadjin akan memberikan “orasi” tentang Azwar AN. Kemudian para penyair senior lainnya akan tampil membacakan puisi seperti Pro Dr Hj Yudiaryani MA, Hj Sitoresmi Prabuningrat, Evi Idawati, Oka Swastika Mahendra dan lainnya.
Seniman kawakan Ki Mujar akan beraksi menampilkan wayang Milehnium Azwar AN dan Titi Azwar. “Wayang milehnium saya mainkan gerak visual setelah orasi Cak Nun,” ujar Ki Mujar.
Biografi Singkat Azwar AN
Azwar AN adalah aktor dan sutradara lahir 6 Agustus 1937 di Palembang, Sumatra Selatan. Meninggal 27 Desember 2021 Jogjakarta. Istri Titik Azwar. Anak Azkamiyanto Ronny A.N, Erna Azmita, Erni Aznita.
Azwar memulai karier di dunia teater pada tahun 1954. Pada tahun 1960, bersama teater Raden Intan, Azwar telah menghasilkan sejumlah pertunjukkan yang sebagian digelar di Tanjung Karang, Lampung, berjudul antara lain Pemetik Lada, Ayahku Pulang, dan Terima Kasih, Pujaanku.
Kemudian Azwar hijrah ke Jogjakarta dan memulai karier yang lebih luas di sana. Dimulai dari Drama Tuan Kondektur bersama Teater Ikasdrafi, disusul Mr. X, Jebakan Maut, Pantomim, dan Lawan Catur bersama Teater Sriwijaya. Kemudian bersama Teater Antasari dalam Alam Roh Kalimantan. Bersama Teater PWI Jogjakarta, Azwar mementaskan Badai Asmara dan Nao Tungga Magek Jabang.
Azwar memulai pengalamannya sebagai sutradara dengan bergabung dengan Bengkel Teater WS Rendra pada tahun 1969 dan menghasilkan karya-karya antara lain Oedipus Rex, Hamlet, Machbet, Qasidah Al Barzanji, Modom-modom, Menunggu Godod, dan Dunia Azwar.
Tahun 1972, Azwar hengkang dari Bengkel Teater dan mendirikan Teater Alam, dan sukses menggelar beberapa pementasan seperti Di Atas Langit Ada Langit, Si Bakhil, Ketika Bumi Tak Beredar, dan lain-lain. Sempat pula mereka ke Malaysia mewakili Indonesia dalam Kuala Lumpur Art Festival 2.
Azwar terjun ke dunia film pada 1974 sebagai aktor maupun sutradara. Sejumlah film yang pernah melibatkan Azwar yaitu Bing Slamet Koboi Cengeng (1974), Ateng Mata Keranjang (1975)
Tiga Cewek Badung (1975), Janur Kuning (1979), Bayang-bayang Kelabu (1979), Hidung Belang Kena Batunya (1982), Jaka Tingkir (1983).
Selain itu Lara Jonggrang (1983), Banteng Mataram (1983), Arya Penangsang (1983), Cinta Semalam (1983), Kenikmatan (1984), Tergoda Rayuan (1984), Sunan Kalijaga dan Syech Siti Jenar (1985), Penginapan Bu Broto (1987), Brahma Manggala (1988)
Hidup Semakin Panas (1989), Djago (1990), Si Kabayan dan Anak Jin (1991), Susuk Nyi Roro Kidul (1993), dan film-film lainnya. (Chaidir)