INI JOGJA – Pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (KONI DIY) dan Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Drs HA Hafidh Asrom MM sepakat perlu alokasi Dana Keistimewaan (Danais) untuk pendidikan atlet demi pengembangan dan kemajuan preestasi olahraga di DIY.
Demikian hasil diskusi Kunjungan Kerja (Kunker) Senator DPD RI Drs HA Hafidh Asrom MM dengan pengurus KONI DIY dan KONI Kabipaten/Kota di kantor KONI DIY, Kamis (25 Juli 2024). Hadir dalam acara tersebut Ketua Umum KONI DIY Prof dr Joko Pekik Irianto MKes AIFO, Wakil Ketua Umum KONI DIY Ir Prasmana, dan para pengurus KONI Kabupaten/Kota.
Hafidh Asrom menjelaskan, Dana Keistimewaan Yogyakarta adalah dana yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada DIY yang kini nilainya hampir Rp 1,5 triliun. Danais sebagai bentuk pengakuan terhadap status istimewa DIY dan digunakan untuk mendukung berbagai program dan kegiatan yang berkaitan dengan keistimewaan DIY, seperti pelestarian budaya, pengembangan pariwisata, pendidikan, dan peningkatan kualitas infrastruktur.
Menurutnya, porsi atau alokasi Danais hingga kini masih belum seimbang karena hingga kini masih lebih banyak digunakan untuk bidang kebudayaan dan sebagian untuk infrastruktur. “Untuk bidang pendidikan dan pariwisata masih perlu perhatian lagi,” ujar Hafidh Asrom.
Program Beasiswa Istimewa, Kebutuhan dan Tuntutan Masyarakat Yogyakarta
Dikatakan bahwa penggunaan Dana Keistimewaan meliputi pelestarian budaya yaitu mendukung kegiatan seni dan budaya seperti penyelenggaraan festival, pemeliharaan warisan budaya, dan pelatihan kesenian. Sedangkan bidang pariwisata untuk meningkatkan daya tarik pariwisata melalui pembangunan dan perbaikan infrastruktur wisata, promosi pariwisata, dan pengembangan destinasi wisata baru.
Adapun bidang pendidikan seperti membiayai program pendidikan, beasiswa, pelatihan keterampilan, dan peningkatan kualitas pendidikan. Untuk bidang infrastruktur seperti memperbaiki dan membangun infrastruktur penting seperti jalan, jembatan, fasilitas umum, dan sarana transportasi.
“Dana Keistimewaan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yogyakarta serta mempertahankan dan mengembangkan identitas budaya dan keistimewaan daerah tersebut,” tegas Hafidh yang pernah menjadi pengurus KONI DIY itu.
Mengenai Beasiswa Istimewa bagi pendidikan atlet, lanjut Hafidh, sangat diperlukan untuk memajukan dan mengembangkan prestasi olahraga sehingga bisa membawa nama baik DIY dalam dunia olahraga nasional hingga internasional.
Program Beasiswa Istimewa, Kebutuhan dan Tuntutan Masyarakat Yogyakarta
“Mengalokasikan Dana Keistimewaan untuk beasiswa pendidikan bagi warga Yogyakarta dapat menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.”
Sementara itu Ketua Umum KONI DIY Joko Pekik menyambut positif gagasan program Beasiswa Istimewa, khususnya untuk pendidikan atlet, demi memajukan dan mengembangkan prestasi olahraga di DIY. “Kalau bicara pembinaan olahraga memang membutuhkan biaya besar,” kata Joko Pekik.
Ia juga menyinggung mengenai anggaran olahraga dalam APBN yang persentasenya sangat kecil di bawah 1 persen. Bahkan untuk menaikkan 2 persen saja masih berat. Pada tingkat daerah perlu upaya agar anggaran olahraga bisa ditingkatkan.
Oleh karenanya, Joko Pekik menyatakan kesiapannya untuk mendukung sekaligus mengonsep atau menyusun program Beasiswa Istimewa khusus untuk pendidikan atlet. “Kami siap mengonsep Beasiswa Istimewa pendidikan atlet untuk keperluan regulasi atau peraturan pemerintah daerah atau peraturan gubernur,” tegasnya.
Giliran Yogyakarta! Event Seru Supermusic Superstar Intimate Session Janji Hadirkan Morfem
Terkait jumlah etlet DIY untuk PON 2024 di Aceh dan Medan pada September mendatang, Joko Pekik menyebut sebanyak 444 orang. Pada PON tahun ini DIY berhasil mengirim tim sepak bola dan futsal wanita. “Ini pertama kali DIY bisa mengirim tim sepak bola,” katanya. (Chaidir)