KEMARIN saya menulis tentang adanya kesamaan pola antara iman dengan sholat. Ada lapisan bagian dalam yang berada di batin dan hati. Ada lapisan luar yang bersifat zahir dan lahir. Batin dan hati memotivasi, menginspirasi, dan membimbing yang zahir dan lahir. Sedangkan yang zahir dan lahir, memantulkan, membuktikan, dan menguatkan apa yang tersembunyi di batin dan hati.
Ada kisah, dalam konteks keselarasan antara hati dengan perbuatan, tentang penduduk yang datang ke seorang alim. Mereka meminta agar ia berkenan menjadi imam untuk sholat meminta hujan. Orang alim ini bertanya : “Apakah kalian yakin, doa ku akan diterima Allah?” Mereka menjawab serempak : “Yakin!” Kemudian, orang alim ini bertanya kembali : “Adakah di antara kalian yang membawa payung?” Tidak satu pun yang menjawab dan membawa. Kecuali seorang anak kecil.
Kembali ke soal sholat, saya teringat tulisan Kiai Sholeh Darat sewaktu memberi tafsir terhadap firman Allah : “Wahai orang yang beriman, janganlah kamu mendekati sholat, ketika kamu dalam keadaan mabuk, sampai kamu sadar, apa yang kamu ucapkan….” [QS. 4 : 43].
Beliau tidak membatasi ayat tersebut hanya berkenaan dengan mabuk karena minuman keras. Tapi hal apa pun yang menjadikan kondisi seseorang tidak menyadari dan memahami apa yang sedang ia katakan. Tidak menyadari apa yang sedang ia lakukan. Termasuk di dalamnya orang yang saat sholat tapi hati dan batinnya *sibuk* dengan beragam urusan di luar sholat. Sibuk berjalan-jalan ke segala jurusan. Sehingga, ia tidak menyadari dan memahami, apa yang sedang ia ucapkan dan kerjakan.
Soal hati yang *sibuk* ini, jangan dikira hanya untuk urusan-urusan penting dan besar. Justru kerap kali terhubung dengan urusan yang kecil dan ringan. Misal, mencari dan menemukan kunci yang hilang. Pilihan menu makanan yang tepat untuk keluarga yang akan datang. Pakaian jamaah yang berdiri di sebelah, yang kebetulan mirip dengan pakaian yang kita beli sewaktu umrah. Sekaligus berikut harga, toko, dan penjualnya yang bisa berbahasa Indonesia dan memberi harga khusus yang murah.
Saya jadi ingat peringatan Rasul bahwa tidak ada sholat bagi orang yang hati dan batinnya tidak hadir di dalam sholat yang sedang dikerjakan. Begitu pula, orang-orang yang hanya memperoleh payah dan letih sebagai buah dari sholat yang dilakukan. Bahkan, ancaman keras dari Allah untuk orang yang lalai terhadap sholat yang dilaksanakan.
Salam teduh,
Kang Jarwo
#LazAlAzhar #PDPMUCY
#PeneduhInstitute
#RamadhanMubarak #SahurBerkah