PADA tulisan sebelumnya, saya telah menukil pandangan Kiai Sholeh Darat tentang orang yang badan dan lahirnya sholat. Tapi batin dan hatinya sedang sibuk berjalan kemana-mana. Hal ini secara substansial tidak berbeda dengan sholatnya orang yang dalam kondisi mabuk.
Ada yang bertanya : “Saya sudah berusaha sholat dengan gerakan dan ucapan yang benar. Bukan hanya itu, saya juga memahami arti dari ucapan yang saya baca saat sholat. Bahkan, saya mengetahui bahwa sholat itu puncaknya zikir dan momen pertemuan dengan Allah. Tapi mengapa hati masih sibuk kemana-mana?” Jawaban saya mantap : “Yang ditanya, tidak berbeda dengan yang bertanya. Saya juga sama dengan saudara!”
Ada cerita tentang seorang murid yang sangat ingin bermimpi berjumpa Rasulullah. Suatu hari sang guru memanggil muridnya : “Berbukalah bersamaku. Nanti, sekaligus saja tidur di rumahku. Siapa tahu, engkau dapat bermimpi bertemu Rasulullah”.
Sejak dari rumah, si murid telah membayangkan makanan berbuka yang enak dan mengenyangkan. Namun, yang terjadi, jauh api dari panggang. Hanya air tawar dan tiga butir kurma yang didapatkan. Masih berpikir positif, dalam hati si murid bergumam : “Ah, mungkin setelah Maghrib makanan utama akan dihidangkan.” Namun, Magrib berlalu, bahkan sholat Isya telah pula dikerjakan, ternyata harapan hanya tinggal harapan. Akhirnya, karena lapar, ia tertidur lelap di pojokkan.
Si murid terkejut sewaktu dibangunkan gurunya untuk sholat malam. Sebelum sholat, gurunya bertanya : “Apakah dalam tidurmu tadi bertemu Rasulullah?” Seraya menggeleng dengan sedikit malu, si murid menjawab : “Tidak guru. Justru, saya bermimpi makan hidangan yang enak.” Dengan tersenyum gurunya menanggapi : “Itu karena hatimu dipenuhi oleh makanan yang enak. Bukan kerinduan terhadap Rasulullah.”
Mungkin hati kita pun demikian saat sholat. Hati kita tidak dipenuhi dengan kehadiran Allah. Sehingga, ketika sholat, hati kita sedang tidak menghadap Allah. Hati kita sedang tidak menyebut dan mengingat Allah. Hati kita gagal menjadi jembatan yang menghantarkan kita seolah-olah merasa melihat Allah atau paling kurang merasa dilihat dan ditatap mesra oleh Allah.
Salam teduh,
Kang Jarwo
#LazAlAzhar #PDPMUCY
#PeneduhInstitute
#SahurBerkah #RamadanMubarak