INIJOGJA.NET, Sleman – Di penghujung tahun 2022, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hadir satu lagi tempat “nongkrong” yang keren sekaligus pemikat wisatawan untuk menikmati suasana santai yang berbeda.
Berlokasi di Jalan Pandega Duta 3 Manggung, Caturtunggal Sleman, tempat itu bernama Djiwa Coffee milik seorang multitalenta Dyani Dee. Pada Jumat malam (30/12/2022) Dyani menggelar soft launching kafe milikinya.
Ada yang menarik di Djiwa Coffee. Kafe tersebut dikonsep berbeda dengan kafe-kafe lainnya. Dyani merancang kafenya dengan spirit dan sentuhan homey (nyaman), entertain (bersuasana hiburan), dan ada unsur edukatif pada ruang-ruang tertentu.
Selain meja dan kursi di berbagai sudut yang tersedia, panggung musik, juga ada fasilitas ruang yang dibangun dengan konsep mini theather. “Ruang ini dirancang homey. Bisa untuk keluarga dan filmnya edukatif untuk anak-anak,” ujar Dyani.
Tak hanya mini theather, ada lagi meeting room, lounge. Saat ini sedang dibangun studio rekaman untuk kelompok-kelompok band. “Di belakang juga ada kolam renang yang nanti akan kami gunakan untuk para tamu yang ingin santai di dekat kolam renang,” katanya.
Menurut Dyani, konsep kafe dan resto miliknya sengaja dipilih sebagai ciri khas untuk memberikan pilihan suasana yang berbeda bagi para pengunjung yang datang.
“Dulu ini rumah, makanya kami pertahankan suasana homey agar para pengunjung merasa seperti di rumah sendiri,” ujarnya.
Sejumlah menu pilihan antara lain Burger Tropical Melted Cheese, Steak Meltique Tender loin, Spaghety Carbonara. Sedangkan minuman ada Mocktail, Juice, Squash dan yang spesial adalah Es Kopi Dawet.
Selain memiliki bakat sebagai pebisnis yang ia lakukan sejak SMA, kuliah hingga sekarang, Dyani juga dikenal sebagai penyanyi yang ditekuni sejak tahun 2003.
Solois wanita asal Yogyakarta ini pada Maret 2022 lalu merilis single berjudul “Cintamu Bukan Untukku” yang bernuansa patah hati dan berkisah tentang cinta yang tidak memungkinkan di antara dua sejoli.
Dalam single terbarunya, eks vokalis band hip hop Slamet Man ini menggandeng musisi muda sekaligus penulis lagu yakni Louise Mercy Eunice serta diaransemen oleh Kelana Halim.
“Berangkat dari ajakan komposer Louise Mercy Eunice (Mercy), saya pun langsung mengiyakan untuk berproses bersama, mengerjakan lagu tersebut,” kata Dyani Dee saat itu.
“Bagi saya lagu ini enak didengar, bahasanya tidak berat sehingga gampang diingat orang-orang. Lagu ini sudah ada sejak Agustus 2021 dan penggarapan videonya dikerjakan rumah produksi Omah Watu Art Yogyakarta,” tambah Dyani.
Karya ini juga merupakan hasil kontemplasi sang komposer selama masa pandemi dalam menjawab, “Bagaimana kalau cinta datang karena terbiasa, namun tak bisa memiliki?” (Chaidir)