JOGJA – Persoalan iklim hingga isu pengelolaan air secara global mendapat sorotan dari pada delegasi negara-negara yang tergabung dalam kelompok G20. Mereka bertemu di Hotel Tentrem Jogjakarta, Selasa (22/3/2022)
Hal itu disampaikan Dirjen Pengendalian Pencemaran Kementerian Lingkungan Hidup, Sigit Relianto, kepada wartawan di sela-sela pelaksanaan pertemuan G 20.
Ia menjelaskan pada workshop prapertemuan, beberapa negara memberikan respons positif terkait isu air. Dalam kesempatan itu Indonesia akan mendorong tentang rehabilitasi mangrove, karena memiliki pengalaman intens terkait pengelolaan mangrove untuk konservasi. Sehingga bisa disebarluaskan secara global.
Dikatakan, dialog Environment Deputies Meeting and Climate Sustanability Working Group (1st G20 EDM-CSWG) ini akan menjadi media untuk memperkuat komitmen dan kerjasama negara G20 dalam menerapkan solusi berbasis alam serta pendekatan berbasis ekosistem untuk pengelolaan air, kota sirkular, dan air bersih positif (net water positive) untuk pembangunan air berkelanjutan.
“Pengelolaan air harus mempertimbangkan dampak perubahan iklim. Ini harus mencakup pengetahuan, pendanaan, ekonomi, keterlibatan masyarakat lokal, pemerintah dan regional dan global lainnya. Pendekatan berbasis alam, dipercaya mampu membangun pengelolaan air yang lebih baik,” kata Sigit.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi menambahkan, pertemuan 1st EDM-CSWG hari pertama merupakan side event sebelum pada Selasa (22/03/2022) 1st EDM-CSWG di buka secara resmi. Pada side event diusung dialog dengan topik solusi berbasis alam dan pendekatan berbasis ekosistem untuk pengelolaan air, kota sirkular, dan air bersih positif untuk pembangunan air berkelanjutan.
“Topik dialog ini dibagi menjadi tiga sesi, yaitu sesi pertama membahas mengenai pandangan dunia dan pengalaman dalam isu dan masalah pengelolaan air, serta solusinya. Kemudian membahas pengalaman nasional dan praktik terbaik dalam menerapkan kebijakan dan meningkatkan kesadaran dalam pengelolaan air serta sesi ketiga mengidentifikasi kesenjangan dan merumuskan solusi,” katanya.
Pertemuan G20 EDM CSWG di Kota Jogja secara umum mengusung tiga agenda prioritas, yaitu mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan. Dengan mempromosikan pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Kemudian peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim. Dalam hal ini, untuk menekankan pentingnya kontribusi ekosistem yang unik untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, serta ekonomi biru.
“Serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim,” katanya. (dir)