“DAN mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan sholat. Sesungguhnya, sholat itu berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. [yaitu] mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.” [QS. 2 : 45 – 46]
Khusyuk dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan Alkhudhuk wa Attawadhuk. Alkhudhuk berarti pasrah sepenuhnya. Dalam hal ini, pasrah total kepada Allah. Baik lahir maupun batin. Luar maupun dalam. Sementara Attawadhuk berarti merunduk serendah-rendahnya. Hati, sikap, dan perbuatan.
Oleh karena itu, bila dikaitkan dengan sholat, maka yang dimaksud dengan sholat yang khusu’ adalah sifat sholat yang dilaksanakan dengan kepasrahan total dan penuh kerendah hatian. Salah satu pantulan luarnya, tampak pada sifat sholatnya yang tenang. Tidak terburu-buru. Tidak tergesa-gesa.
Nabi memandang orang yang terburu-buru dan tergesa-gesa dalam sholat, seperti orang yang belum melaksanakan sholat. Bahkan di kesempatan lain, Rasul menyebut orang yang sholat dengan tergesa-gesa dan terburu-buru, seperti ayam yang sedang sibuk mematuk-matuk mencari makanan. Bila pelaku sholat yang demikian wafat, terancam dianggap bukan pengikut agama Muhammad.
Kembali ke pembahasan sifat dan sikap pasrah serta merunduk dalam sholat, hal ini muncul karena kesadaran bahwa dalam sholat, kita sedang bertamu dan bertemu dengan Zat yang Maha Besar dan Maha Segala. Zat yang melihat dan mengawasi seluruh gerak gerik kita. Zat yang mengetahui apa yang lahir maupun tersimbunyi di hati kita. Zat yang memutuskan dan menentukan kebahagiaan hidup kita di dunia maupun di akhirat kelak.
Di samping itu, kita juga menyadari bahwa bisa saja sholat yang kita lakukan itu adalah sholat yang terakhir bagi kita. Bila sholat tersebut baik, kita berharap, baik pula amal kebaikan kita lainnya di hadapan Allah. Dengannya, dijauhkan kita dari azab kubur. Dinaungi kita di hari dibangkitkan. Dirahmati kita untuk mendapatkan surga.
Salam teduh,
Kang Jarwo