INIJOGJA.NET – Dua hari lagi bakal ada fenomena langka dan menarik yang selalu ditunggu-tunggu yaitu munculnya Supermoon atau Super Bulan.
Menurut hitungan astronomi, Supermoon akan terjadi pada 14 Juli 2022 dan bisa disaksikan di sejumlah wilayah Indonesia.
Peristiwa Supermoon merupakan momen fenomena astronomi langka dan terjadi 18 tahun sekali.
Fenomena Supermoon terjadi saat lima planet posisinya terlihat sejajar jika disaksikan dari Bumi. Lima planet tersebut adalah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.
Supermoon sering disebut fenomena purnama terdekat, sehingga bulan terlihat sangat besar dan menakjubkan.
Biasanya rata-rata jarak bumi ke bulan sekitar 384.000 km. Namun, pada saat Supermoon jaraknya lebih dekat dari itu. Sehingga purnama akan lebih besar dan terang dibandingkan biasanya.
Supermoon jika dilihat dengan mata telanjang memang tidak ada bedanya, namun sangat menakjubkan jika menggunakan kamera, sehingga perlu dipotret dan dibandingkan dengan citra purnama yang biasa terjadi.
Istilah dan Sejarah Penyebutan Supermoon
Supermoon terjadi ketika orbit Bulan paling dekat (perigee) ke Bumi pada waktu yang sama saat bulan sempurna
Apa keistimewaannya Supermoon ?
Bagi pengamat yang tertarik, sebenarnya banyak hal yang bisa disaksikan dan dipelajari dari fenomena Supermoon.
Peristiwa juga bisa menjadi momen spesial bagi para fotografer untuk mengabadikan dengan kamera terbaiknya. Pastinya Supermoon adalan momen sangat spesial.
Fenomena Supermoon adalah peristiwa Bulan mengorbit Bumi dalam bentuk elips, oval yang membuatnya semakin dekat dan jauh dari Bumi saat berputar.
Titik terjauh dalam elips ini disebut apogee dan rata-rata berjarak sekitar 253.000 mil (405.500 kilometer) dari Bumi.
Titik terdekatnya adalah perigee, yang jarak rata-rata sekitar 226.000 mil (363.300 kilometer) dari Bumi.
Ketika bulan purnama muncul di perigee, bulan itu sedikit lebih terang dan lebih besar dari bulan purnama biasa – dan di situlah kita mendapatkan “Supermoon”.
Istilah “Supermoon” diciptakan pertama kali oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979 dan sering digunakan untuk menggambarkan apa yang oleh para astronom disebut sebagai bulan purnama perigean ( pear-ih-jee-un ).
Posisi bulan purnama terjadi di dekat atau pada saat Bulan berada di titik terdekat dalam orbitnya mengelilingi bumi.
Istilah ini memberikan preferensi pada kesejajaran geometris Matahari-Bumi-Bulan dan memungkinkan terjadinya perigee menjadi periode waktu yang lebih luas daripada saat aktual perigee (hingga sekitar dua minggu, yang hampir setengah dari orbit Bulan).
Jangan lewatkan momen paling istimewa yang langka terjadi. Bawa kameramu ke tempat yang paling bagus untuk mengambil gambar Supermoon. ***