INI JOGJA – Paskah 2025 menjadi momen istimewa bagi Dr Haryadi Baskoro, seorang penulis dan pemikir Kristen, yang meluncurkan serangkaian buku bertema “Kristen Kebangsaan.” Melalui karya-karyanya, Haryadi ingin membangkitkan semangat nasionalisme di kalangan pemimpin dan umat Kristen di Indonesia. Baginya, setiap warga negara, termasuk umat Kristen, memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan Pancasila, UUD 1945, menaati hukum, menjalankan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan berkomitmen menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Buku-buku terbaru yang diterbitkan oleh Penerbit Lumela ini meliputi berbagai topik yang menghubungkan iman Kristen dengan kebangsaan. Beberapa judul yang dirilis yaitu:
- Bolehkah Pendeta Berpolitik?
- Wawasan Kebangsaan Wanita Kristen
- Akankah Kekristenan Terancam Jika Tak Ada Pancasila?
- 8 Langkah Menuju Gereja yang Berdampak bagi Bangsa
- Memahami UU Narkotika: Wawasan Hukum untuk Mempertajam Pelayanan Kristen
- Memahami UU PKDRT: Wawasan Hukum untuk Mempertajam Pelayanan Kristen
Menurut Haryadi, wawasan kebangsaan sangat penting bagi para pemimpin Kristen agar mereka dapat berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Ia juga menekankan bahwa mahasiswa teologi tidak hanya perlu mendalami Alkitab dan teologi, tetapi juga mengembangkan multi-kompetensi agar mampu berkontribusi nyata dalam pembangunan bangsa.
Sementara itu, Pulung Wahyu Pinto SH dari HP Ministry menilai bahwa buku-buku karya Dr Haryadi tidak hanya membahas isu-isu rohani Kristen, tetapi juga menyentuh aspek kebudayaan, sosial, pendidikan, dan kebangsaan.
Baca Juga : Bersama Menuju Sejahtera: HP Management Yogyakarta Dukung Murung Raya Maju
“Soal mengapa Doktor Haryadi giat menulis buku rohani Kristen, menurut saya itu karena pengaruh dari kakeknya, Pendeta Yosaphat Darmohatmodjo (alm), salah satu tokoh Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Yogyakarta. Sementara ketertarikannya pada isu kebudayaan berasal dari ayahnya, Sudomo Sunaryo (alm), yang selama 30 tahun menjadi penulis pidato Gubernur dan Wakil Gubernur pertama DIY. Jadi memang jiwa menulis itu diwarisinya,” ungkap Pulung dalam keterangannya, Minggu (23/3/2025).
Keunikan lain dari Dr Haryadi adalah silsilahnya yang terhubung dengan pendiri Kasultanan Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono I. Hubungan ini telah dikonfirmasi melalui serat kekancingan dari Kraton Yogyakarta. Oleh karena itu, dalam setiap karyanya, ia selalu mengapresiasi kebudayaan dan kearifan lokal.
Tak hanya menulis tentang Yogyakarta, Haryadi kini tengah berkolaborasi dengan Kabik Amaz Jasikha, seorang tokoh muda dari Murung Raya, Kalimantan Tengah, untuk menulis buku tentang budaya Dayak. Selain itu, ia juga bersinergi dalam HP Ministry bersama Yetro M. Yoseph (Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah) dan Pulung Wahyu Pinto (entrepreneur), menghasilkan buku Pendeta & Pemimpin Kristen yang Berjiwa Negarawan serta Mahasiswa Kristen Pemimpin Masa Depan Indonesia.
Pada tahun ini, Dr Haryadi dan timnya berencana mengadakan misi pelayanan ke Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. Wilayah ini dipimpin oleh Bupati Heriyus M. Yoseph, seorang Nasrani yang juga memiliki visi serupa dalam membangun daerah dengan nilai-nilai kebangsaan dan keimanan.
Baca Juga : Perempuan Dayak sebagai Agen Perubahan: Menjaga Tradisi, Menatap Masa Depan
Menurut Pulung, peluncuran buku-buku Dr Haryadi Baskoro bukan sekadar perayaan literasi, tetapi juga menjadi gerakan nyata dalam memperkuat wawasan kebangsaan di kalangan umat Kristen. Dengan karya-karyanya, ia berharap umat Kristen semakin berperan aktif dalam kehidupan bernegara dan menjadi agen perubahan yang berdampak bagi bangsa dan negara. (Chaidir)