LANGGOSO Aswin Putra, warga Candi Gebang Wedomartani Ngemplak Sleman memilih menangkarkan burung unta di kediamannya sejak 2017 silam. Menarik, burung yang masuk kategori purba ini memiliki nilai jual tinggi bahkan hingga mencapai puluhan juta Rupiah.
Burung yang memiliki nama latin Struthio camelus merupakan burung asli Afrika yang masih kerabat dekat Kasuari dari Papua. Menurut Aswin, burung unta bisa bertumbuh tinggi hingga mencapai hampir 3 meter dan memiliki bentuk yang luar biasa apik layaknya hewan masa lampau.
“Saya tertarik karena burung ini unik, tingginya bisa mencapai 2,7 meter dengan berat 200 kilogram. Mereka produktif di usia 3 sampai 4 tahun dan bisa bertelur hingga 15 butir,” ungkapnya pada wartawan, seperti dikutip dari krjogja.com Senin (14/3/2022)
Beternak burung unta menurut Aswin memiliki resiko namun terbilang mudah dengan menjaga kebersihan kandang. Karakter burung unta yang merupakan pemakan segalanya bisa berbahaya apabila dekat dengan benda asing.
“Ini juga yang menjadi pengaruh menurunnya populasi burung unta di alam liar selain dikarenakan perburuan yang terus dilakukan. Burung unta ini pemakan segalanya, padahal di hutan saat ini banyak benda asing juga, apakah itu besi atau apapun yang berbahaya. Ini mengapa akhirnya saya juga berusaha menangkarkan,” sambung pemilik Mahasvin Farm ini.
Burung unta memiliki nilai jual tinggi sebagai salah satu burung purba yang juga terbesar di dunia saat ini. Burung unta ini bisa diambil daging, kulit ataupun diambil bulu dan cangkang telurnya sehingga untuk burng dewasa harganya bisa mencapai puluhan juta Rupiah.
Aswin saat ini memiliki 13 ekor burung unta di peternakannya. Beberapa sudah bertelur dan menambah perbendaharaan burung unta miliknya. Diakui Aswin, ternak burung unta cukup menguntungkan sebagai salah satu bisnis yang ditekuni. (*)