INIJOGJA.NET, Jakarta. Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan bahwasanya fungsi intermediasi perbankan terus membaik seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Hal tersebut ditunjukkan oleh penyaluran kredit tumbuh sebesar 11,35% Year on Year (YoY) pada bulan Desember 2022. Sementara DPK tumbuh sekitar 9,01% (YoY).
“Hal ini menunjukkan bahwa dana yang ada di sistem perbankan secara gradual tersalurkan ke sektor riil,” ujarnya di Jakarta, Jumat (17/2/2023)
Berdasarkan data tersebut, pada tahun 2023, pihaknya memperkirakan kredit dapat tumbuh dalam kisaran 10% s.d. 12%. Sementara DPK dapat tumbuh pada kisaran 7,5% s.d. 9,5%.
Baca Juga : Viu – Multivision Plus Kembangkan Konten Indonesia untuk Audiens Global
Lebih jauh, Purbaya juga menjelaskan mengenai industri perbankan nasional yang masih dalam kondisi stabil, dimana level permodalan bank secara nasional sangat tebal dan berada di angka 25,68% per Desember 2022.
Kondisi likuiditas perbankan saat ini pun dalam keadaan yang sangat ample. Alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) dan alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) dan per Desember 2022 masing-masing sebesar 137,67% dan 31,20%.
“Situasi ini membuat perbankan kita masih dalam kondisi yang sangat memadai untuk melakukan ekspansi kredit sembari serta menjaga permodalan dari ketidakpastian global,” jelasnya.
Baca Juga : Isra Mi’raj dan Teori Pariwisata Modern
Purbaya menambahkan, sektor keuangan, terutama fungsi intermediasi perbankan memang harus mampu mendorong sektor riil untuk tumbuh lebih cepat. Karena menurutnya, dana perbankan perlu benar-benar dimanfaatkan untuk mendorong perekonomian.
“Dengan kata lain, liquidity creation perlu didorong lebih kencang sehingga mampu menjadi katalis terhadap pertumbuhan ekonomi. Kami di KSSK juga senantiasa bersinergi melalui tugas dan tanggung jawab masing-masing supaya ekonomi kita mampu terus tumbuh dengan baik dan stabilitas sistem keuangan tetap terjaga,” kata Purbaya Yudhi Sadewa. (***)