INIJOGJA.NET — Setelah masa pandemi Covid-19 yang melanda tiga tahun, warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di luar kota diperkirakan akan membanjiri kampung halamannya.
Mereka rindu mudik untuk menemui sanak keluarganya pada saat Lebaran nanti. Sebab selama dua tahun belakangan ini pemerintah melarang warga mudik.
Mengantisipasi akan membludaknya para pemudik yang datang ke DIY, maka Dinas Perhubungan DIY sudah berkoordinasi baik secara internal maupun dengan lintas sektoral.
Diakui Kepala Dinas Perhubungan DIY Ni Made Dwipanti bahwa Lebaran tahun ini harus lebih siap dalam menangani pemudik yang diperkirakan akan mengalami lonjakan signifikan. Tapi Made belum dapat memperkirakan secara pasti estimasinya karena dalam tahap penghitungan.
Adapun persiapan rutin yang biasa dilakukan setiap Lebaran yaitu membuat sejumlah pos pemantauan. Pos yang akan didirikan Dishub DIY antara lain di Prambanan, Patuk, Terminal Jombor dan Terminal Wates. Sedangkan titik lain akan didirikan oleh Kabupaten dan Kota. Namun di pos tersebut hanya melakukan pemantauan, bukan menyekat.
“Karena sudah dua tahun tidak mudik, maka kami memperkirakan akan terjadi lonjakan pemudik yang luar biasa pada tahun ini. Sehingga kami memang harus benar-benar lebih siap dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya, Kamis (7/4/2022).
Dari sisi jumlah armada bus yang dipersiapkan untuk mudik di DIY antara lain AKAP ada 325 bus, AKDP 96 bus dan pariwisata 593 bus. Jumlah ini belum termasuk dari luar yang akan masuk ke DIY diperkirakan akan lebih banyak. Secara nasional jumlah pemudik diperkirakan sekitar 74,9 juta orang.
“DIY tentu akan kebagian dari puluhan juta pemudik itu. Apalagi, kalau Jogja ini kan tidak hanya orang mudik tetapi juga wisatawan yang masuk ke kesini, jadi ini juga harus diantisipasi,” katanya.
Selain itu mengidentifikasi kawasan atau jalur yang akan dilewati para pemudik untuk mengidentifikasi ulang terkait daerah rawan kecelakaan, rawan kemacetan dan jalur alternatif. Sejumlah yang akan dipersiapkan antara lain ramp check di sejumlah terminal dengan menyasar bus baik AKAP, AKDP maupun pariwisata. Hal ini untuk melihat kelaikan kendaraan tersebut dalam beroperasi. Pemeriksaan untuk kelayakan operasional kendaraan akan lebih diperketat terutama di titik-titik jalan rawan dan jalur menuju wisata.
“Kendaraan tidak layak jalan tidak akan diizinkan untuk beroperasi, ini akan kami perketat. Di titik-titik pos pemantauan itu nanti akan diupayakan ada ramp check,” ujarnya. (dir)