INIJOGJA.NET – Jamaah haji dari seluruh dunia hari ini, Kamis 7 Juli 2022, akan menuju Padang Arafah. Mereka akan melakukan wukuf sebagai prosesi puncak ibadah haji pada Jumat besok 8 Juli 2022.
Di antara jamaah haji seluruh dunia, sebajyak 100.051 jamaah haji Indonesia yang akan melaksanakan prosesi puncah ibadah haji yaitu wukuf di Arafah.
Namun, tidak semua jamaah haji Indonesia bisa melakukan wukuf secara mandiri, dikarenakan kondisi kesehatan jamaah yang tidak memungkinkan atau sedang sakit.
Bagi jamaah yang sakit oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji, khususnya oleh petugas kesehatan, akan diantarkan ke Arafah untuk melaksanakan wukuf melalui program safari wukuf dengan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Sampai Rabu sore 6 Juli 2022 tercatat sebanyak 182 jamaah haji menjadi calon jamaah yang kemungkinan akan disafariwukufkan.
Dari sejumlah tersebut, sebanyak 113 peserta safari wukuf merupakan jamaah yang saat ini berada di kloter. Sementara jamaah safari wukuf yang saat ini masih menjalani perawatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), sampai hari ini sejumlah 69 orang.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Kunta Wibawa Dasa Nugraha memastikan jamaah safari wukuf yang ada di kloter dibawa ke KKHI untuk dilakukan pemeriksaan.
“Dibawa ke sini (KKHI) untuk dilakukan pemeriksaan oleh tim dokter, siapa yang akan disafari wukufkan tergantung nanti hasil penilaian tim pemeriksa” ujar Sekjen Kunta.
Dari data 182 jamaah menjadi calon peserta safari wukuf, sebanyak 162 jamaah merupakan calon peserta duduk dan 20 jamaah merupakan calon peserta baring.
Sebanyak 10 bus sudah disiapkan dengan komposisi 6 bus disiapkan untuk peserta posisi duduk dan 4 bus untuk peserta posisi baring.
Sekjen Kunta memastikan bahwa jamaah yang akan disafariwukufkan betul-betul sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Pusat Kesehatan Haji No. HK.02.07/1/1988/2017Tanggal 27 Agustus 2017.
“Yang pasti nanti yang disafariwukufkan dalam kondisi sakit, namun transportable” tambah Sekjen Kunta.
Safari Wukuf merupakan upaya KKHI untuk mewukufkan jamaah haji yang sakit ke Arafah, dengan mempertimbangkan keselamatan jamaah haji.
Kriteria Jamaah Safari Wukuf
Jamaah yang disafari wukufkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut
1. Kesadaran baik
a) Airway, breathing, circulation baik
b) Glasgow coma scale (GCS) = 15
c) kesadaran psychiatrist baik (3P, Memuaskan, mempertahankan, dan mengalihkan perhatian)
d) kemampuan menilai realita baik (tidak ada halusinasi waham)
2. Hemodinamik (sirkulasi) stabil, mean arterial pressure (MAP) paling rendah 65 mmHg
3. Saturasi oksigen lebih dari 89 dengan nasal kanula 2 – 3 liter per menit
4. Transportable. Saat pemindahan tidak memperberat kondisi fisik, berpotensi menimbulkan kecacatan atau mengancam keselamatan jemaah haji sakit
5. Tidak mengidap penyakit menular / tidak infeksius
6. Penyakit tidak dalam periode akut
7. Tidak dalam krisis hipertensi
Perhatikan Jadwal Pergerakan
Sementara itu Plh Biro Humas, Data, dan Informasi, Wawan Djunaedi menyampaikan bahwa menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji, pemerintah melalui petugas haji, baik petugas kloter, PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) Arab Saudi, dan pihak lain yang terlibat, untuk bersatu padu menyiapkan segala hal yang berkaitan dengan operasional penyelenggaraan ibadah haji.
“Agar jamaah memperhatikan jadwal pergerakan ke Arafah. Hal ini penting agar seluruh jemaah dapat sampai di Arafah sesuai jadwal yang telah ditentukan,” kata Wawan Djunaedi.
“Kepada PPIH Kloter dan PPIH Sektor, agar benar-benar memberikan penjelasan terkait jadwal pergerakan masing-masing kloter,” sambung Wawan.
Wawan mengingatkan agar jamaah membawa barang bawaan secukupnya, seperti pakaian, alat mandi, perlengkapan ibadah, serta obat-obatan. Sementara, barang-barang lainnya cukup dititipkan di tempat tinggal jamaah, melalui petugas sektor masing-masing.
“Jamaah harus memahami hal-hal yang dilarang selama berihram. Ini penting, agar pelaksanaan rangkaian ibadah jamaah sesuai ketentuan dalam manasik. Segera bertanya dan berkonsultasi dengan Pembimbing Ibadah di kloter masing-masing. Pastikan seluruh jemaah paham akan ketentuan larangan selama berihram,” ujar Wawan.
Wawan juga mengimbau agar jamaah menjauhkan diri dari perilaku, tindakan, dan ucapan yang dapat mengurangi, menghilangkan pahala, bahkan membatalkan ihram.
“Siapkan kembali segala sesuatunya yang berkaitan dengan ketentuan manasik. Jaga kesehatan sebaik-baiknya, agar seluruh rangkaian ibadahnya dapat terlaksana dengan baik dan tertib,” kata Wawan.
“Kondisi cuaca di Mekah dan sekitarnya saat ini dilaporkan, rata-rata suhu tertinggi 39′ Celcius. Kami tetap menghimbau kepada Jemaah haji Indonesia untuk membatasi aktivitas di luar ruangan, jangan menunggu haus untuk minum, tidak memaksakan untuk selalu sholat di Masjidil Haram, tetap selalu memakai masker ketika berkumpul di ruangan terutama ketika Masjidil haram,” kata Wawan.***