INIJOGJA.NET, Yogya — Media sosial (Medsos) memiliki peran penting dalam menyukseskan gerakan Sekolah Adiwiyata.
Pada era digital saat ini, medsos menempati posisi teratas yang paling banyak digunakan masyarakat untuk publikasi dan cara mendapatkan informasi.
Terkait dengan hal ini, sekolah-sekolah perlu menggunakan medsos sebagai wahana publikasi berbagai kegiatan dan informasi, termasuk program Adiwiyata yang merupakan gerakan peduli dan cinta lingkungan hidup.
Baca Juga : Didukung Chipset Dimensity 920 dan Penyimpanan 256 GB, Harga Infinix Zero 5G 2023 Cuma Rp 3 Jutaan!
Demikian dikemukakan praktisi Adiwiyata yang juga jurnalis lingkungan hidup, Chaidir Albanjari, saat memberikan materi bidang publikasi pada acara Pembinaan dan Bimbingan Teknis Sekolah Adiwiyata di SMAN 2 Sleman, Rabu (22/2/2023).
Program pembinaan Adiwiyata diikuti oleh 22 peserta dari 22 sekolah. Pemateri berasal dari anggota Komisi C DPRD DIY, pakar pendidikan, praktisi Adiwiyata, jurnalis lungkungan hidup.
Menurut Chaidir, Adiwiyata merupakan suatu gerakan dalam memengaruhi masyarakat banyak agar tumbuh rasa kepedulian dan kecintaan terhadap lingkungan hidup.
Baca Juga : Peluang Bisnis Baru, Serbuk Kayu Hingga Sekam Padi Jadi Bahan Bakar Pembangkit Listrik
Salah satu upaya agar gerakan Adiwiyata bisa mencapai keberhasilan adalah adanya aktivitas di bidang informasi dan komunikasi yaitu publikasi.
“Publikasi salah satu yang menjadi perhatian dalam penilaian Sekolah Adiwiyata,” kata Chaidir.
Dijelaskan, dalam Era Baru Media saat ini telah tercipta media-media sosial yang perannya penting dan sangat membantu manusia dalam berkomunikasi dan menyebarkan informasi.
Sejumlah medsos yang banyak digunakan antara lain website/portal, youtube, facebook, instagram, twitter dan lainnya.
Baca Juga : PLN Kenalkan Motor Konversi, Apa Sih Keunggulan Kendaraan Listrik? Yuk Simak!
Ia mengungkap hasil penelitian tentang sumber informasi yang dicari masyarakat dalam tiga tahun terakhir ini, yaitu medsos menempati posisi teratas. Kemudian urutan selanjutnya televisi, berita online, situs web pemerintah, radio, dan posisi terakhir media cetak (koran, majalah dan lain-lain)
“Kondisi media cetak sekarang sangat memprihatinkan memprihatinkan. Di berbagai negara dan daerah sudah banyak yang tutup. Masyarakat sudah tidak mengandalkan media cetak, tapi lebih banyak bermain di medsos,” ujar Chaidir.
Terkait Sekolah Adiwiyata sebagai sebuah gerakan, lanjut Chaidir, maka dalam era digital atau era baru media sudah seharusnya memiliki sendiri media massa (media sosial).
Baca Juga : Ketua MPR RI Apresiasi Aktivis 98 Sampaikan Kriteria Capres
Pentingnya sekolah memiliki medsos, menurut Chaidir, karena adanya amanah dari UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Undang-undang ini memberikan kewajiban kepada setiap Badan Publik (terutama yang dibiayai negara, APBN/APBD) untuk membuka akses bagi setiap pemohon informasi publik untuk mendapatkan informasi publik, kecuali beberapa informasi tertentu.
Selain itu medsos digunakan untuk mempublikasikan program-program kegiatan sekolah, promosi, menanamkan citra dan branding positif.
“Medsos juga digunakan untuk menyimpan dan menyelamatkan dokumen-dokumen, dan tak penting yaitu terobosan dalam mencari dan mendapatkan dana untuk kegiatan dan pengembangan program. Ada sejumlah medsos jika dikelola serius bisa menghasilkan uang,” tambah Chaidir.
Baca Juga : Erick Thohir Datangi Penjual Kembang Tahu yang Ternyata Wasit Liga 2
Pelengkap Alamat
Dikatakan, dalam perkembangannya nama kanal atau alamat media sosial kini sudah menjadi pelengkap dalam surat. Kini tak hanya tertulis alamat kantor dan email, tapi juga kanal atau alamat media seperti nama website/portal, youtube, facebook atau instagram.
Dari pengamatan di sekolah-sekolah, kata Chaidir, kendala yang dihadapi dalam pengelolaan medsos adalah sumber daya manusia.
Ia menyarankan pihak sekolah harus membuat struktur organisasi yang bertanggungjawab terhadap jalannya pengelolaan media sosial. Kemudian para pengelola perlu menguasai keterampilan memeroduksi dan mengelola manajemen media sosial. (Chaidir)