INIJOGJA.NET, SLEMAN – Industri rumahan jersey ProJR7 selalu mengutamakan kualitas dan desain menarik dalam produksinya.
Meski sebagai industri rumahan ProJR7 tidak mudah tergiur dengan pesanan yang lebih mengutamakan kuantitas. ProJR7 mengutamakan kualitas dan desain yang menarik, serta kepuasan konsumen dan pelanggan.
“Saya lebih mengutamakan kualitas dari pada kuantitas. Saya menjaga kepuasan konsumen dan para pelanggan,” kata pemilik Home Industry ProJR7, Arief Wijaya ditemui di rumahnya di kawasan Maredan, Sendang Tirto Berbah Sleman, Jumat 10 Juni 2022.
Arief Wijaya memang sosok dan tipe pemuda pekerja keras dan kreatif. Pada ruang-ruang di rumahnya bisa disaksikan tampak digunakan untuk aktivitas produksi usahanya membuat jersey.
Arief mengatakan, sejak akhir 2016 ia memberanikan diri membuka usaha produksi jersey atau baju kaos khusus olahraga.
Sekitar 5 bulan ia mengalami kendala teknis soal peralatan produksi Jersey yang digunakannya. Namun berkat ketekunan dan keuletannya semua dilaluinya, dan akhirnya produksi jersey berjalan lancar.
Sebelum membuka usaha sendiri, Arief pernah bekerja di perusahaan bidang jasa desain grafis milik saudaranya.
Awalnya, pada tahun 2013 sampai 2014, perusahaan hanya bergerak di bidang jasa grafis jersey. Kemudian tahun 2015 membuka produksi baju kaos jersey.
“Dulu saya jadi manajer. Banyak costumer saya kenal. Setelah itu akhir 2016 saya memutuskan memberanikan diri membuka usaha sendiri,” ujar Arief.
Kepercayaan para pelanggan ini lah menjadi modal kekuatan dirinya untuk membuka usaha yaitu industri rumahan yang memeroduksi jersey.
“Jersey yang saya buat cepat menyerap keringat dan cepat kering,” ujarnya.
Seiring dengan perkembangan usahanya, Arief melakukan strategi pemasaran menggunakan media sosial. Produksinya ia namakan ProJR7 Industry.
Ternyata perkembangan pasat cukup baik. Pada umumnya pemesannya adalah komunitas-komunitas olahraga, perusahaan, sekolah, dan lainnya.
“Pembelinya mulai dari Aceh sampai Papua, bahkan sampai luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Arab, Eropa, Kanada, Australia, Jepang dan negara-negara Asia lainnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, belakangan kirim pesanan ke Eropa menurun karena dampat semakin ketatnya persyaratan ekspor.
Arief mengisahkan hal yang menarik, pada masa pandemi tahun 2020 saat itu sedang booming olahraga sepeda, pesanan jersey justru meningkat.
“Saat booming sepeda waktu masa pandemi pesanan banyak sekali,” katanya.
Mengenai kisaran harga, ia menjelaskan bahwa produksi yang kelas medium dan premium dengan kisaran harga Rp 150.000 sampai 175.000 per kaos. Jika pembelian di atas 10 kaos mendapat potongan harga Rp 10.000 per kaos.
Hingga saat ini pesanan masih terus mengalir. Arief sedang memeroduksi pesanan dari komunitas pemancing di Pontianak Kalimantan Barat, dan komunitas pesepeda di Batam. “Kalau pesanan dari Malaysia dan Singapura masih tetap jalan,” katanya. (dir)