WAJAH sepanjang kawasan wisata Malioboro kini memang sudah berubah. Penataan Malioboro dikebut oleh Pemprov DIY setelah dipindahnya pedagang kaki lima (PKL) ke lokasi baru yakni Teras Malioboro 1 dan 2. Kini toko-toko di sepanjang Jalan Malioboro juga sudah berbeda dan semuanya dicat ulang dengan warna senada, yakni warna putih. Pemilihan warna ditentukan untuk mengembalikan wajah Malioboro sesuai fasadnya.
Penataan warna mendapat tanggapan positif para pemilik toko dan mereka antusias untuk mengecat sendiri tokonya. Mereka sepakat menggunakan kode cat yang sama. Kini Malioboro terkesan sudan seperti jaman “tempo doeloe”.
Penataan dan perbaikan dimulai dari Bank BPD DIJ di sisi sebelah barat sedangkan di sisi timur dimulai dari depan Hotel Inna Malioboro. Perbaikan terus berjalan dan sampai di depan Teras Malioboro 2 berlanjut hingga titik Nol Jogja.
Perbaikan yang dilakukan meliputi penataan keramik di trotoar yang rusak, perbaikan selasar, kursi dan tempat sampah yang rusak dan kotor serta membersihkan sisa kotoran minyak goreng serta sisa makanan.
Pengembalian ke fasad Malioboro sudah dilakukan, kursi-kursi sudah diperbaiki dan diplitur. Lalu tegel (keramik) yang sudah grepes (retak) juga sudah diperbaiki. Trotoar yang kebak lengo (penuh minyak goreng) juga dipoles dan dibersihkan.
Sekretaris Provinsi DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, setelah perbaikan fisik, kawasan Malioboro akan dijadikan tempat menggelar berbagai kegiatan kesenian termasuk galeri seni dan street art di sepanjang Malioboro.
“Jadi malioboro akan nyaman bagi pejalan kaki dan wisatawan,” kata Aji.
Walikota Jogja, Haryadi Suyuti memastikan kawasan Malioboro akan semakin bersih, nyaman, tertib dan indah serta menjadi kawasan atraksi kesenian yang dapat menarik banyak pengunjung. “Dalam waktu tiga bulan bersama-sama menata malioboro menjadi kawasan yang indah, bersih, nyaman untuk semua pengunjung malioboro,” ujarnya. (dir)