INIJOGJA.NET – Rumah Gemilang Indonesia (RGI) LAZ Al Azhar Jogjakarta dikenal banyak menghasilkan chef yang trampil dan religius.
Jangan heran jika lulusan RGI banyak diterima di resto besar di Jogjakarta. Tak hanya dipercaya menjadi chef maupun supervisor, namun tidak sedikit yang mendirikan usaha kuliner sendiri.
Di Jogjakarta, chef santri lulusan RGI LAZ Al Azhar bisa dijumpai di Bungong Jeumpa, rumah makan khas masakan Aceh. Hara Chicken, Kentucky versi Indonesia dengan puluhan gerai. Lapau Banjar, restauran yang menyediakan makanan khas Banjar. Bakmi Mbah Gito, rumah makan yang menjual santapan khas Jawa dengan suasana pedesaan.
Chef santri lulusan RGI yang luar biasa, tumbuh seijin Allah, melalui tangan dingin para chef, ustadz, mushrif, dan Kepala Kampus RGI LAZ Al Azhar KPW Jogjakarta Mukhlas Madani.
Para chef santri di RGI juga mendapat dukungan Yayasan Asram, YBM PLN, para mitra, dan dermawan LAZ Al Azhar.
Kepala Kampus RGI Jogja Mukhlas Madani mengemukakan bahwa chef santri RGI terkenal dengan dua keunggulan. Pertama, memiliki ketrampilan memasak yang baik. Kedua mempunyai sifat, sikap, dan akhlak yang terpuji.
“Hal tersebut disebabkan, Pondok RGI menggabungkan dua sistem pendidikan. Pertama, sistem pondok dengan ilmu agama dan pendidikan karakter. Kedua, sistem pendidikan pelatihan kerja, yang mengasah skill dan ketrampilan,” tambah Mukhlas.
Dikatab, chef santri RGI dilatih dan dididik selama enam bulan. Lima bulan teori dan praktik. Satu bulan terakhir, magang dan praktik kerja. Pagi sampai sore mereka belajar soal memasak. Malam dan subuh, belajar ilmu agama dan praktik ibadah.
Sementara itu, Ajam Alfikri mengatakan bahwa untuk angkatan VI ini, sembilan santri telah berada di Pondok RGI. Mereka sudah mulai mengikuti pelajaran.
“Selama bulan pertama, para santri diajarkan tiga materi utama. Pertama, pengenalan teknis dasar memasak. Kedua, pengenalan dunia kuliner. Ketiga pembentukan karakter,” ujarnya
Meneruskan penjelasan Ajam Alfikri, Chef Elly menerangkan lebih rinci lagi bahwa pada tahap awal, santri diajarkan cara memotong dan “menggoyang” teflon.
Di samping itu, para santri dikenalkan pula dengan kitchen cleaning (kebersihan dapur). Kitchen safety (keamanan dapur) dan Kitchen Utensil (peralatan dapur).
“Baru setelahnya, para santri diajarkan dan dilatih memasak,” kata satu-satunya chef perempuan di RGI ini.
Sedangkan chef Asad mengemukakan bahwa para chef santri diajarkan ketrampilan dan keahlian memasak appetizer, main course, dan dessert. Makanan pembuka, makanan utama, dan makanan penutup.
“Mereka dibekali dengan keahlian masakan Nusantara, Western, dan Arabia. Masih ditambah keahlian dan ketrampilan Pastry dan Barista,” pungkasnya.
Untuk diketahui, RGI adalah salah satu program dari LAZ Al Azhar yang ditujukan untuk pemberdayaan dan pengentasan pengangguran pemuda usia produktif. RGI terbuka untuk umum, dari pemuda berumur 17 sampai 30 tahun. Berasal dari pemuda putus sekolah. Diutamakan, tapi tidak harus, dari keluarga kurang mampu.
Bagi masyarakat yang berminat untuk menjadi santri RGI kelas kuliner, bisa melihat di IG Rumah Gemilang Jogja. Dapat juga membuka website rumahgemilang.com.
RGI Jogja membuka pintu selebar-lebarnya bagi masyarakat, lembaga, dan perusahaan yang ingin berpartisipasi membantu dan mendukung. Bantuan dan dukungan dapat disalurkan melalui LAZ Al Azhar KPW Yogyakarta. (Chaidir)