IMAN dan taqwa kita, terus menerus direfresh, diperbaharui, ditingkatkan, dan dikuatkan melalui ujian. Baik berupa kesempitan maupun kelapangan. Kesulitan maupun kemudahan. Kekurangan maupun kelebihan. Kehilangan maupun pertambahan. Kegagalan maupun kesuksesan. Kesusahan maupun kegembiraan.
“Setiap yang bernyawa, akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai ujian dan cobaan. Dan hanya kepada Kami, kamu akan kembali.” [QS. 21 : 35]
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan dengan hanya mengatakan, “kami telah beriman” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan orang-orang yang dusta.” [QS. 29 : 2-3]
Karena setiap kejadian yang berkunjung datang adalah ujian keimanan, maka semua kita terima dengan penuh kelapangan. Ada pendar kesabaran. Ada rona rasa syukur yang dalam. Ada pancaran keihklasan. Sebab, kita berfokus dan berbaik sangka, kepada Allah yang mengijinkan, terjadinya segala kejadian.
Dalam konteks tersebut, kita tempatkan cerita Aisyah yang mengisahkan bahwa bila datang keadaan yang “disukai”, Rasul mengucapkan : “Segala puji hanya milik Allah yang dengan nikmat-Nya, segala kebaikan menjadi sempurna.” Sementara, bila yang datang keadaan yang tidak beliau harapkan, Rasul berkata : “Segala puji hanya milik Allah atas segala kejadian.”
Pada tempat yang sama pula, kita dudukkan Firman Allah tentang orang-orang yang tidak merasa kuatir dan tidak pula bersedih, dengan segala kejadian yang menjenguk di dalam kehidupan.
Salam teduh,
Kang Jarwo
#LembagaZakatAlAzhar
#PDPMUCY
#YayasanKomunitasKawasanMalioboro
#PayungPeneduhInstitute